Rabu, 30 September 2015

Garis Finish


Oleh Tim AndrieWongso
Mungkin kisah ini sudah tidak asing lagi bagi Anda. Kisah tentang seorang atlet yang terus berjuang dan menahan rasa sakit, serta dorongan seorang ayah untuk anaknya hingga mencapai satu tujuan, garis finish.

Derek Redmond adalah seorang mantan atlet Inggris yang berjaya di nomor lari 4x400 meter. Redmond pertama kali memecahkan rekor dunia ketika ikut di Olimpiade 1985 dengan waktu 44,85 detik. Rekornya terus terjaga hingga tragedi di tahun 1992 yang membuatnya menjadi inspirasi di dunia Olimpiade.

Di tahun 1992, Redmond telah melakukan persiapan fisik dan mental yang mapan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, Redmond mengincar kembali medali emas yang telah diperolehnya pada kejuaraan sebelumnya. Pada Olimpiade di Barcelona itu, Redmond mampu mempertahankan kondisi terbaiknya dan menjadi peringkat pertama pada perempat final. Pada semifinal, Redmond memulai start dengan baik, namun pada jarak 250 meter dari garis finish, ia cedera. Otot pahanya mengencang hingga ia tergeletak di tanah sambil berteriak kesakitan.

Namun, ketika tim medis menghampirinya, Redmond bersikeras ingin melanjutkan perlombaan larinya. Meski telah diperingati beberapa kali dan diteriaki pelatihnya untuk berhenti, Redmond seakan menutup telinganya dan terus berjalan meski tertatih hingga garis finish.

Usaha Redmond ini bukan hanya dilakukan sendiri. Ayah Redmond yang ada di bangku penonton sontak langsung menghampiri anaknya. Menerobos beberapa penjaga pagar, ayah Redmond berteriak, “Itu anakku!” kepada seorang penjaga yang menahannya.

Ayah Redmond berhasil lolos dari kepungan penjaga dan menghampiri anaknya. Redmond berpikir bahwa ayahnya akan menghentikannya. Tapi ternyata, ayah Redmond malah merangkul dan memapah Redmond hingga garis finish. Ayah Redmond berkata, “Itu tujuanmu, Nak! Apapun yang terjadi, kamu harus mencapai tujuan itu. Tenang.. kamu tidak sendirian. Ayah akan membantumu mencapai tujuan itu!”

Pemandangan yang mengharukan ini sontak membuat seluruh penonton di stadion bergemuruh dan memberikan standing applause bagi Redmond dan ayahnya.

Setelah Olimpiade 1992 tersebut, Redmond rutin menemui dokter. Saat itu, dokter yang memeriksanya berkata bahwa Redmond tidak akan bisa mewakili negaranya lagi di kompetisi apapun dengan kondisi tersebut. Namun, karena kegigihannya, Redmond berhasil menekuni olahraga lain seperti basket, rugby, dan lainnya. Ketika berhasil masuk dalam tim nasional Inggris di bidang basket, Redmond mengirimkan fotonya bersama timnya disertai tanda tangan kepada dokter tersebut. Ia mampu membuktikan bahwa ia masih bisa berdedikasi untuk negaranya.

Kini, Redmond memang sudah tidak aktif sebagai atlet nasional, tetapi kisahnya pada tahun 1992 tersebut menjadi inspirasi dan legenda di sejarah Olimpiade dunia. Redmond masih aktif menjadi motivator dan pembicara untuk memotivasi para atlet junior. Redmond juga menjadi salah satu pemilik tim pembalap sepeda, Superbike.

Netter yang Bijaksana,
Kisah Derek Redmond di atas mengingatkan kita untuk tidak pernah melupakan apa tujuan kita. ketika kita menetapkan satu tujuan untuk dicapai, kita tahu betul konsekuensi dan kesulitan yang akan dihadapi ke depan.

Proses menuju satu tujuan itu pasti akan banyak batu penghalang yang siap menjatuhkan kita ketika kita goyah. Satu cara untuk tetap berdiri tegap dan mencapai satu tujuan tersebut adalah dengan kembali mengingat tujuan tersebut. Pikirkan apa yang paling Anda inginkan dan mengapa Anda ingin mencapai tujuan tersebut. Niscaya, keberanian dan keteguhan hati Anda akan membantu Anda dan mendorong Anda mencapai tujuan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yg membangun ya.. Thx