Selasa, 26 Februari 2019

Gaya hidup ( revolusi mental )

Gaya hidup
by: Erizeli Bandaro
( revolusi mental )

Usia 39 tahun saya kena strok ringan dan kemudian empat tahun kemudian atau usia 43 tahun saya kena strok ringan lagi ketika sedang di guangzho. Salah satu dokter di china menasihati saya agar mengubah gaya hidup. Gimana caranya? Perkaya spritual kamu. Ubah persepsi kamu tentang kesuksesan. Ubah persepsi kamu tentang harta. Ubah persepsi kamu tentang kehormatan. Ubah persepsi kamu tentang bahagia. Ya apa tip yang jitu untuk bisa mengubah persepsi itu? Desak saya. Menurutnya “ melihat lah kedalam. Jangan melihat keluar. Melihat keluar kamu akan tersesat. Melihat kedalam kamu akan tercerahkan. Sehingga semua itu dapat terjawab dengan mudah. “


Saya kuasai ilmu agama karena ibu  dan nenek saya ulama. Dari kecil saya sudah diajarkan soal Tauhid dan Syariah. Tetapi saya tidak menemukan jawaban yng memuaskan. Bagi saya ilmu, tetaplah ilmu namun itu bukan jalan saya menemukan cahaya. Saya ingin sehat. Karenanya saya  ikut program healing di Hunan di pedepokan Shaolin. Saya juga pernah ikut program ritual Mutih. Benarlah lewat program itu saya menemukan jawaban yang membuat saya tenteram. Bahwa apapun yang membentuk pribadi saya itu tergantung kepada persepsi saya. Kesalahan terbesar adalah bila persepsi saya tentang materi berhubungan dengan kebahagian, kelengkapan diri. Sampai mati saya tidak akan pernah menemukan kebahagiaan dan kelengkapan. justru saya akan terperangkap paradox.

Atas dasar pemahaman baru itu, saya bisa tersenyum dengan keadaan diluar saya yang masih menganggap sukses ukurannya adalah harta dan jabatan.  Saya melihat kedalam diri saya. Saya menemukan kebahagiaan dan kelengkapan ketika saya bisa Relax dengan kekurangan, hinaan, pujian, dan kelebihan harta. Persepsi saya semua itu sama saja. Itu hanya virtual yang bisa saya luruskan melalui latihan spritual setiap waktu. Akhirnya saya bisa selalu Relax. Bisnis deal sukses dan gagal tidak pernah lagi membuat saya euforia atau stres. Sayapun tak pernah lagi menghitung saldo uang di bank atau jumlah asset.  Saya tidak terhina bila mengajak orang beramal dan berbagi.  Karena saya ingin orang bahagia menurut persepsi saya. Bahwa berbagi itu menyehatkan jiwa.

Kemanapun saya naik angkutan umum. Tanpa kendaraan pribadi. Makan ditempat orang kebanyakan Ok, ditempat berkelas juga biasa saja. Tangan saya bersih tanpa jam tangan seharga puluhan ribu dollar.  Pakaian saya sederhan. Dipuji orang tidak membuat saya mabuk. Di hina orang tidak membuat saya rendah.  Apa yang terjadi karena itu ? Kini diusia 56 tahun. Alhamdulilah.  Badan saya sehat. Penyakit jantung dan darah tinggi pun hilang. Penyakit kolestrol hilang.  asam lambung sembuh. Benar menurut Peneliti Jepang bahwa penyebab penyakit adalah karena 50% faktor spiritual, Psikis 25%, Sosial 15% dan Fisik 10%.  Jadi phisik yang dijaga setengah mati dengan menu sehat dan Gym ternyata hanya 10% faktor yang membuat anda sehat.

Jadi kalau kita ingin selalu sehat, perbaiki : Diri kita, Pikiran kita,terutama hati kita dari segala jenis penyakit. Hindari  iri, dengki, pendendam, fitnah, benci, amarah terpendam, sombong, pelit, egois, keras kepala, sedih, malas, dan lainnya. Perbanyak Doa dan mudah memaafkan. Lembutkan hati dan ikhlaskan yg sudah terjadi. Banyak bersyukur dan nikmati kebahagiaan sekecil apapun. Jalin persaudaraan yang mengajak dan selalu mengingatkan dalam kebaikan. Serap ilmu dari arah mana saja. Dari kawan maupun lawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yg membangun ya.. Thx