Senin, 19 Maret 2018

Tangkas dan Fleksibel

Tangkas dan Fleksibel


Oleh:

Andrie wongso


Dunia selalu berubah. Dengan ketangkasan dan fleksibilitas, kita akan mudah beradaptasi untuk mencapai kemenangan yang kita damba.

Perubahan yang terjadi selalu menjadi tantangan para pebisnis, dari dulu hingga zaman yang akan datang. Dulu, kita belum menikmati teknologi sepesat sekarang. Jadi, persaingan pun tidak banyak dipengaruhi oleh faktor teknologi. Sehingga, “rumusan” tradisional pun bisa jadi “obat manjur” untuk menang dalam persaingan. Seperti perbaiki pelayanan, jaga kualitas barang, dan resep lainnya.


Namun, dengan kemajuan zaman, saat ini semua faktor tersebut memerlukan adaptasi dalam bentuk-bentuk yang sudah semakin rumit. Layanan pelanggan yang dulu bisa berjalan hanya dengan menambah senyuman dan mempercepat sampainya barang, kini jauh lebih kompleks. Kita harus peduli pada “omelan” pelanggan di dunia maya. Sebaliknya, bagi yang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi, “kicauan” di dunia maya bisa jadi senjata ampuh untuk mendapatkan referensi sehingga produk bisa laku dengan mudahnya. Sederhananya, jika dulu informasi menyebar cepat dari mulut ke mulut, kini informasi menyebar dengan lebih cepat dari “klik” ke “klik”.

Kemampuan adaptasi dengan tangkas dan fleksibel inilah yang harus dikuasai untuk memenangkan persaingan. Mereka yang bisa dengan tangkas dan fleksibel mengikuti dan mengatasi perubahan, akan memiliki kekuatan yang luar biasa guna mencapai tujuan. Sebaliknya, mereka yang merasa sudah berada di zona nyaman, dan tak mau berubah, akhirnya ketinggalan dan bahkan mengalami kebangkrutan. Sebab, perekonomian dan dunia bisnis tak pernah stabil. Kemajuan ekonomi dan teknologi yang dulu seperti dikuasai Amerika dan Eropa, kini mulai bergeser ke benua Asia. Begitu juga kelak, jika negara-negara di Asia tak waspada, bisa jadi belahan dunia lain akan berkuasa. Begitu seterusnya.

Lantas, apa yang harus kita lakukan dengan perubahan yang terus terjadi? Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan.

Pertama, Orientasi Eksternal. Salah satu yang perlu kita perhatikan dari sisi eksternal adalah konsumen, sebab ada ungkapan yang menyebut bahwa konsumen adalah raja. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa melayani “raja” dengan berbagai perbedaan kepentingan dan kemauan? Di sinilah kemampuan adaptasi dari seni ketangkasan dan fleksibilitas jadi kekuatan. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan segmentasi pasar berdasar kebutuhan dan selera masing-masing. Namun, itu pun belum cukup. Jika dulu orang sudah puas dengan hanya bertelepon, kini orang ingin berhadapan langsung dengan orang yang diajak berkomunikasi. Itulah mengapa, raksasa software dunia, Microsoft, beberapa waktu lalu mengakuisisi Skype, sebuah media komunikasi online yang memungkinkan orang berkomunikasi dengan mudah dan bertatap muka langsung.

Contoh lain bisa kita lihat dari perkembangan dunia komputer. Jika dulu komputer jinjing atau laptop sudah menjadi tren kebutuhan eksekutif di kota-kota besar, kini tren mulai berubah. Banyak orang kini mengandalkan smartphone yang lebih kecil, ringan, namun tetap responsif dengan kemajuan teknologi yang ada. Jika produsen komputer hanya berpuas diri dengan produk andalan mereka saat ini, bisa jadi, mereka akan “digilas” dengan kebutuhan konsumen yang menginginkan produk-produk inovatif di pasaran. Itulah mengapa, kini banyak produsen yang dulunya jadi “raja” di kelasnya, harus mati-matian berusaha berinovasi untuk mempertahankan pasarnya.

Kedua, Orientasi Internal. Salah satu kunci utama kemenangan yang harus dimiliki adalah sumber daya manusia yang unggulan. Tak heran, jika “membajak” pegawai terjadi di mana-mana. Tengok bagaimana CEO di perusahaan besar, tiba-tiba mengundurkan diri dan kemudian berpindah ke perusahaan lainnya. Ini barangkali cara instan untuk memajukan perusahaan, yakni dengan “membeli” bakat-bakat luar biasa untuk menjadi tim kunci bagi kemajuan perusahaan. Tapi, jika cara itu yang diandalkan, bisa jadi, saat perusahaan maju, sang pimpinan barangkali sudah jadi “incaran” perusahaan lainnya.

Di sinilah peran ketangkasan dan fleksibilitas harus diterapkan. Yakni, dengan menciptakan sistem kerja yang mendukung terciptanya manusia-manusia jempolan di sebuah perusahaan. Salah satu caranya yakni dengan pelatihan yang efektif dan berkesinambungan. Hal yang utama yang perlu ditinjau barangkali adalah hal yang berhubungan dengan perkembangan teknologi. Dahulu, saat orang ramai asyik dengan media sosial, banyak perusahaan membatasi akses pada jam kerja karena dianggap bisa mengganggu ritme kerja. Tapi, saat ini, justru situs jejaring sosial menjadi salah satu hal penting yang harus dikuasai dengan baik agar perusahaan bisa berinteraksi dengan konsumennya. Karena itu, bagi perusahaan yang tangkas dan fleksibel, perlu dengan sigap menjadikan jejaring sosial bukan sebagai halangan lagi, tapi justru sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan.

Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk menghadapi perubahan. Kita bisa mengutip kalimat bijak dari Bruce Lee, sang legenda kungfu, yang berkata, “Jadilah seperti air!” Air yang bisa berubah sesuai wadahnya, bisa sangat kuat hingga mampu memecah batu, bisa menjadi contoh ketangkasan dan fleksibilitas yang bisa kita maksimalkan untuk meraih kemenangan. Dengan menjadi “air”, kita akan leluasa untuk memaksimalkan segenap potensi, di tengah berbagai halangan dan tantangan, pada saat ini dan di waktu yang akan datang.

Salam sukses luar biasa!


Sumber:

http://www.andriewongso.com/tangkas-dan-fleksibel/

Semoga Bermanfaat. 🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yg membangun ya.. Thx