Kamis, 27 April 2017

TINGGI BAGAIKAN BINTANG BUKAN AWAN

*Rendah hati, dan jadilah bintang yang menjulang di langit.
Walau dalam bayangan air sekalipun, ia tetaplah menjulang tinggi, dan janganlah menjadi awan yang terbang ke langit, se-akan2 tinggi, padahal tidak ada isinya.

Saat malam tiba, ketika kegelapan meliputi seluruh ruang di bumi, jauh di langit tinggi, berkelap-kelip bercahaya menerangi langit biru. Bintang2 itu bertebaran membentuk berbagai gugus yang enak dipandang mata. Bintang itu menjadi sumber cahaya yang membuat kegelapan menjadi indah. Dia akan selalu tinggi menjulang walaupun terlihat dari bayangan air di bumi.


Berbeda dengan awan yang berarak putih atau hitam di langit. Ia terbang bergumpal-gumpal dan meninggi menuju langit se-akan2 ialah yang tertinggi di dunia ini dan tidak ada lagi yang menandingi. Padahal gumpalan awan berarak itu tidak ada artinya apa2 dan hampa belaka. Awan tidak lebih sekadar batas pandangan mata manusia di langit.

Ada dua pilihan buat hidup manusia di masa depan: mau jadi bintang atau awan.
Dua2nya adalah pilihan yang dapat kita lakukan.
Dua2nya adalah cita2 yang bisa kita capai, berkembang dan maju membubung tinggi ke langit tujuan, namun dengan kondisi berbeda.
Menjadi bintang adalah mengembangkan diri dengan penuh prestasi, sedangkan menjadi awan hanyalah mengembangkan diri dengan sensasi tanpa ada prestasi.
Bintang adalah sang juara.
Seorang yang menjadi awan selalu ingin terlihat tinggi, ingin dihargai dan dihormati dalam kehidupan se-hari2 dan ingin semua yang dikatakannya di dengar.
Dia ingin semua orang memandangnya sebagai orang yang berprestasi.
Ironisnya semua itu tidak didukung dengan kondisi sebenarnya. Ia tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang memadai.
Tidak mampu mewarnai kondisi lingkungan dan kehidupannya, tidak memberikan inspirasi bagi tim kerjanya juga tidak mempunyai prestasi yang menonjol.
Jangan sampai keinginan untuk dihargai dan dihormati justru menjadikan kita pribadi2 yang sombong dan tinggi hati, justru akan menjadikan kita terpuruk dikerendahan harkat dan martabat kita sebagai manusia.
Dengan kelebihan kita, saatnya untuk lebih merunduk merendahkan diri dan hati. Biarkan prestasi kita bicara dan orang lain yang melihat kita sebagai bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yg membangun ya.. Thx