Rabu, 02 November 2016

Wejangan dari Pakar Fengshui Li Ka-shing Beredar Luas

Wejangan dari Pakar Fengshui Li Ka-shing Beredar Luas

Li Ka-shing taipan dari Hongkong selama bertahun-tahun berada di peringkat orang terkaya se Asia. Ia pernah berkata, “Rezeki kecil tergantung pada upaya manusia, rezeki besar tergantung pada Tuhan.”



Tampaknya ia sedang mengatakan segala hal adalah takdir. Paman Chen adalah salah satu dari 10 besar guru fengshui di Hong Kong, konon ia adalah guru fengshui yang selalu menjadi ‘jujukan’ taipan Li Ka-shing, kisah diantara mereka berdua bagaikan sebuah legenda, baru-baru ini pesan terakhir paman Chen sekali lagi tersebar hangat di internet.

Chen Lang adalah nama asli paman Chen, ia pengikut agama Tao yang taat, sangat piawai dalam memandang aura seseorang, mampu menceritakan dengan rinci nasib masa lalu dan akan datang sang penanya. Konon keakuratan ramalannya sangat menakjubkan.

Orang-orang beken Hong Kong yang pernah diramal oleh paman Chen adalah Lee Shau Kee, Cheng Yu-tung, Carina Lau, Zhang Xiaohui, Albert Yeung, Joey Yung, Nicholas Tse, Gigi, Ray Lui dan lain-lain. Selain itu ada Raja Thailand dan almarhum mantan Presiden Suharto dari Indonesia, khabarnya mereka semua pernah bertandang ke paman Chen.

Paman Chen pertama kali berjumpa dengan Li Ka-shing di sebuah perjamuan makan, ketika itu Li Ka-shing baru berusia 30 tahun dan masih berstatus pedagang kecil. Paman Chen meramalkan nasibnya, disusul dengan pertanyaan, “Berapa banyak harta kekayaan yang Anda harapkan kelak, baru Anda merasa puas?”

Li Ka-shing menjawab, jika memiliki 30 juta HKD (50 miliar rupiah) sudah sangat puas. Paman Chen malah berkata, gudang harta dalam kehidupan Anda tidak lumrah, tapi melimpah ruah, kelak Anda pasti menjadi orang terkaya Hong Kong!

Li Ka-shing terlahir di keluarga miskin, pada 1940, Li Ka-shing yang berusia 12 tahun dari Chaozhou provinsi Guangdong berimigrasi ke Hong Kong. Pada usia 14 tahun ia terjun ke dunia perdagangan, usia 22 tahun ia berbisnis secara resmi. Tahun 1958 Li Ka-shing mulai berinvestasi di pasar real estate. Melalui perjuangan dan upaya yang tak kenal lelah, ia menjadi pengusaha etnis Tionghoa yang paling sukses di seluruh dunia. Sekarang Li Ka-shing memimpin Cheung Kong Holdings, Hutchison Whampoa Group, Hong Kong Electric, CKI dan group perusahaan lainnya.

Pesan wasiat paman Chen

Paman Chen meninggal dunia di rumah sakit Yanghe pada 29 November 2003 dalam usia 78 tahun. Sebelum meninggal ada banyak konglomerat secara pribadi berkunjung ke rumah sakit, paman Chen juga dengan tulus memaparkan pada para hartawan itu bahwa ia hanya sekedar membantu mereka yang asetnya sertara dengan sebuah negara, dalam “Pengunduhan kekayaan” dan “Resep rahasia menjadi kaya”.

Sebelum ajal paman Chen mengatakan, “Mengapa saya mau membantu kalian, adalah karena kalianlah yang bisa memberi bantuan kepada orang yang lebih banyak.”

Ia lanjut mengatakan sebelum ajal menjemput, “Sesungguhnya berkah kalian orang-orang kaya ini bukan diberkahi dari satu siklus kehidupan saja, melainkan adalah kumpulan berkah dari perilaku kebajikan yang telah terakumulasi dalam banyak kali siklus kehidupan, berbakti pada orang tua, menghormati guru dan beramal pada semua makhluk kehidupan, barulah bisa meraih berkah seperti sekarang ini.

Sekarang ini banyak sekali orang yang salah jalan, hendak menghasilkan uang dengan menggunakan cara kekuasaan atau pengetahuan iptek modern, itu karena mereka tidak tahu bahwa ini semuanya adalah ‘Yuan (緣 / jodoh, akibat, mengunduh berkah)’, sesungguhnya diri Anda sendiri harus memiliki dulu ‘Yin (因 / menandur sebab)’ dengan melakukan berbagai kebajikan mengumpulkan beraneka pahala.

Apabila tidak ada unsur ‘Yin’ tersebut maka saya juga tidak bisa membantu. Mengapa sekarang ini saya harus menderita (melakukan operasi tiga kali di Hong Kong mengalami banyak penderitaan selama di RS), walaupun niatan saya baik dan telah membantu kalian mengubah ‘Yuan ’ (緣 / jodoh, akibat, mengunduh berkah), agar kalian bisa sukses lebih awal dan bisa membantu orang lebih banyak, namun bagaimanapun juga bertentangan dengan ‘Tian Tao’ (jalan atau aturan Ilahi), masih harus menerima hukuman Tuhan, karena sang Pencipta toh mempunyai rencana sendiri.

Mau sukses, kecuali diri sendiri harus menanamkan ‘sebab’ (berkah yang berezeki), juga masih harus memiliki jodoh baik, pepatah kuno mengatakan ‘keramahan melahirkan kekayaan’ adalah kebijaksanaan yang terkumpul selama ribuan tahun, memperlakukan orang lain harus dengan tulus dan jujur, raut wajah ramah, baru bisa mengikat ‘jodoh orang baik’, kemudian adalah orang-orang tersebut yang membantu Anda mencapai kesuksesan, jangan sekali-kali setelah kaya lantas berbicara kasar dan sombong, hal itu bisa mengurangi berkah,  dalam kitab kuno aliran Tao “Yi Jing” dikatakan: “Sombong itu merugikan, Rendah hati itu menguntungkan.

Moral zaman sekarang amat buruk, semua orang demi reputasi dan keuntungan menghalalkan segala cara, masalah masih terletak pada tidak adanya ajaran suci (pendidikan budi pekerti), tiada lagi rasa malu, lebih-lebih moral kebajikan dan keadilan, kalian jika ingin mempertahankan kekayaan dan berkedudukan tinggi generasi demi generasi, hal terpenting adalah bagaimana membangkitkan ajaran suci (pendidikan budi pekerti) itu, jika semua orang memiliki rasa malu maka bencana yang dibuat manusia menjadi sedikit, apabila bencana manusia sedikit maka dengan sendirinya bencana alam akan berkurang.

Kalian semua berpengaruh besar, dirikanlah beberapa sekolah bagus, membina guru yang baik, kembangkanlah pendidikan budi pekerti tersebut, jika Tiongkok tenteram maka dengan sendirinya orang-orang dari berbagai tempat dunia akan datang untuk belajar, melakukan hal ini adalah menanam berkah yang paling besar di dunia modern, melakukan kebajikan yang paling besar, siapa yang melakukan siapa yang mendapatkan manfaat, mendapatkan kemuliaan besar dan kedudukan tinggi generasi demi generasi.”

Pesan terakhir dari paman Chen ini tersebar luas di internet, kebenarannya tidak jelas. Namun dari wejangan itu bisa dipahami bahwa kekayaan dan kedudukan tinggi seseorang di masa sekarang adalah hasil dari pengumpulan pahala dan perilaku kebajikan dari banyak kehidupan-kehidupan  masa lalu. Dan apabila ingin kekayaan dan kedudukan tinggi tersebut berkesinambungan maka harus ‘berjalan lurus’, jika tidak, akan ‘sangat cepat kehilangan berkah’ itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yg membangun ya.. Thx